[KUBUKA JENDELA DADA]
saat pintu maghrib berderit, kudengar jerit
dalam derit-Nya: demi masa, masuklah ke dalam dada
cinta. dada laut yang berdenyut dan menyebut segala kabut
merasuklah di saat paling rawan
[SAAT MAGHRIB]
kau menitipkan pesan pada dinding hati
sebuah kaligrafi bergantung pada cuaca
bacalah dengan nama tuhanmu, serupa tanda seru
yang dengan tegas menggariskan penegasan
sebagai tanda
[SAAT PERJUMPAAN]
gemuruh riak dan ombak di dadamu
tak lelah mencumbui pantai landai
hingga kerang, teripang, dan segala bebayang
larut dalam dekap peluk paling hangat
aku tertegun membaca pesan singkat
"benarkah lantaran hujan rindu menderu?"
engkau tersenyum di kulum
dan aku melihat kuntum mawar merekah
: indah!
12/10/2011